oleh Usman Awan, sasterawan negara ke-3
Begitu kecil ia berdiri di tepi pagar
Kilat matanya memanggil Iskandar
Siapa lalu siapa berkaca
Melihat keduanya bergurau senda
Anak Tionghua kelahirannya di sini
Di bumi hijau ladang-ladang getah dan padi
Ia bisa bercerita untuk siapa saja
Di sini tanahnya dan ibunya bersemadi
Lihat mereka sedang berebutan pistol mainan
He, jangan berkelahi
Ah, anak-anak dengan caranya murni
Berkelahi untuk nanti bermain kembali
Lihat mereka tertawa riang
Ah Chew tak punya gigi sebatang
Iskandar mengesat hingus ke baju
Sekarang mereka menunggu aiskrim lalu
Bumi tercinta resapkan wahyumu
Jantung mereka ialah langitmu
Darah mereka adalah sungaimu
Nafas mereka adalah udaramu.
(1962)
No comments:
Post a Comment
tett tett tettt. kisah betul kau dengan aku kan. :P